Sejarah Kerupuk di Nusantara, Dibuktikan dalam Naskah Kuno
November 08, 2024
Ilustrasi. Kerupuk telah hadir sejak berabad-abad silam dan telah dibuktikan dalam sejumlah naskah kuno. (ROMY PALAR/COOKIN.ID)
LiputID.com, Jakarta - Kerupuk memang seolah menjadi pelengkap wajib dalam bersantap, menghadirkan bunyi 'kriuk' yang khas. Tekstur renyahnya memberi sensasi kontras yang memperkaya pengalaman makan.
Ternyata, keberadaan kerupuk di Indonesia sudah ada sejak berabad-abad lalu. Bukti adanya kerupuk dapat ditemukan dalam prasasti, naskah kuno, serta kakawin atau karya sastra Jawa kuno.
Asal-usul Kerupuk
Sejarawan kuliner Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman, menjelaskan bahwa kata "kerupuk" tercatat, salah satunya dalam Kakawin Sumanasāntaka karya Mpu Monaguna yang berasal dari abad ke-13.
"Kata kerupuk memang bersanding dengan berbagai nama makanan lain seperti aneka nasi, kemudian kudapan-kudapan, dan minuman. Kakawin Sumanasāntaka menyebut kerupuk dan berbagai makanan yang dijual di [era] Jawa kuno," kata Fadly pada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Dalam catatan sejarah, kerupuk yang disebutkan di sumber-sumber tertulis masa lampau berbahan dasar kulit hewan, seperti kulit sapi, kerbau, bahkan hewan buruan seperti rusa dan menjangan.
Namun, teknik memasaknya berbeda dari cara modern. Pada masa awal kemunculannya, kerupuk tidak digoreng dengan minyak melainkan disangrai menggunakan pasir.
"Dulu pakai pasir, salah satu teknik menggoreng yang jauh lebih dulu ada [dari] penggunaan minyak goreng yang berbahan baku kelapa sawit," ujar Fadly.
Selain menggunakan pasir, masyarakat Jawa kuno juga kadang memanfaatkan klentik, yaitu minyak kelapa, untuk menggoreng kerupuk. Metode ini menambah cita rasa dan memberikan tekstur renyah khas pada kerupuk tanpa mengurangi keunikan proses pengolahannya di masa itu.
"Namun, yang paling banyak digunakan adalah praktik mengolah kerupuk dengan menyangrai [menggunakan pasir]," jelas Fadly.
Tak cuma di Jawa
Sebagian besar bukti sejarah menunjukkan keberadaan kerupuk di masa lalu berasal dari Jawa. Namun, kerupuk tidak bisa langsung dianggap sebagai pangan asli Jawa. Sejarawan kuliner Fadly Rahman menyebutkan bahwa asal-usul kerupuk masih perlu diteliti lebih lanjut.
Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa kerupuk berasal dari Jawa dan kemudian menyebar ke wilayah Semenanjung Melayu. Misalnya, orang Melayu memiliki istilah "keropok" untuk menyebut camilan renyah ini. Meski begitu, mengambil kesimpulan mengenai asal-usul kerupuk tidak sesederhana itu.
Jika ditelusuri lebih jauh, wilayah Semenanjung Melayu pernah berada di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit. Hingga abad ke-15, pengaruh budaya Jawa turut tersebar di kawasan tersebut, termasuk dalam bidang kuliner. Menurut sejarawan Fadly Rahman, kerupuk bahkan menjadi salah satu komoditas yang diperdagangkan pada masa itu, seperti yang disebutkan dalam sejumlah prasasti dan naskah kuno sebelum abad ke-10.
Fadly menyatakan bahwa ini menunjukkan adanya kemungkinan penyebaran budaya kuliner Jawa yang melintasi batas wilayah geografis. Pengaruh ini tidak hanya terlihat dari Jawa ke Semenanjung Melayu, tetapi juga menjangkau tempat-tempat seperti Suriname dan Afrika Selatan.
"Di Suriname ada imigran orang Jawa di sana. Ada kerupuk, sambal, soto, pecel di Suriname. Pengaruh Melayu dan Jawa juga ditemukan di Bo-Kaap, Afrika Selatan," katanya.
Kerupuk memang menjadi camilan yang populer di seluruh Nusantara, dan tiap daerah memiliki kerupuk khasnya yang terinspirasi oleh kondisi geografis setempat. Di wilayah pedalaman, kerupuk kulit sapi atau kerbau, yang dikenal sebagai rambak, cukup digemari. Di kawasan pesisir, kerupuk berbahan dasar ikan atau udang lebih umum dijumpai karena melimpahnya hasil laut.
Selain itu, ada pula kerupuk dari bahan baku unik seperti buah melinjo, yang menghasilkan kerupuk emping, khas di beberapa daerah tertentu. Ragam bahan ini menciptakan variasi kerupuk Nusantara dengan cita rasa dan karakteristik yang berbeda-beda.
"Memang kreativitas masyarakat Nusantara dalam memanfaatkan potensi pangan nabati, hewani yang bisa diolah jadi kerupuk," ujar Fadly.